Main SMS-an dengan BMG

Smsmentawaigempa

DATA gempa yang selalu dirilis BMG, akhirnya memunculkan polemik. Khususnya atas rentetan gempa yang menghajar pantai barat Sumatera, tepatnya yang berpusat di Kepulauan Mentawai. Setiap ada gempa yang berepisentrum di sana, pastilah data yang dilansir BMG itu menyebutkan sekian kilometer barat daya atau barat laut Mukomuko, Bengkulu atau barat daya Painan. Takkan pernah ditemukan bahwa gempa itu berpusat di Mentawai bla..bla…bla. Beda halnya dengan USGS ataupun GFZ Postdam-Earthquake Bulletin yang selalu “jujur” menyebutkan Mentawai Region sebagai pusat gempa.

Maka jangan heran bila masyarakat awam akan menerima bulat-bulat bahwa gempa besar yang dirasakannya berpusat di Mukomuko atau Painan. Seperti yang terjadi pada gempa 25 Februari lalu berkekuatan 7,2 SR, masyarakat menyebutnya sebagai “gempa Mukomuko”. Penyebutan gempa Mukomuko ini lantaran BMG mengeluarkan informasi gempa itu terjadi di wilayah 165 km barat daya Mukomuko. Padahal kalau saja disimak lagi data 165 km barat daya itu, maka dipastikan gempa ini berpusat di Pulau Pagai, Mentawai. Dan akan tambah sahih apabila dilakukan plotting terhadap koordinat 2.66 LS – 99.63 BT yang dilansir BMG ini.

Dampak dari persoalan sepele ini, tentu saja menumbuhkan “ketidakkhawatiran” warga yang tinggal di sekitar Sumatera Barat, misalnya. Padahal kalau saja ketika itu terjadi hal terburuk seperti tsunami, mereka pastilah berasumsi bahwa hanya Mukomuko yang akan dihajar gelombang besar itu. Sementara kampung mereka aman, dan paling hanya menerima rembesan gelombang. Sebuah asumsi yang salah besar, lantaran kaburnya informasi yang mereka terima.

Menilik kondisi yang jelas mengancam nyawa itu –terlebih munculnya hasil penelitian terbaru Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Institut de Physique du Globe/IPG) Paris di Kapupaten Kepulauan Mentawai 15 Februari-6 Maret 2008 yang menemukan adanya bekas longsoran tanah bawah laut yang sangat besar di sekitar daerah tersebut–, jelas harus ada upaya untuk mengingatkan BMG agar memperbaharui sistem pendataan gempa mereka yang hanya mengacu pada kota terdekat (dan kota yang dikenal dalam ingatan masyarakat). Maka saya berinisiatif untuk mempertanyakan hal ini kepada BMG melalui layanan informasi SMS di nomor 0856 9444 6666 yang tersedia di website resmi mereka.

Pada 9 Maret saya mengirim SMS dari No HP 081266135XYZ dengan kalimat, “mengapa BMG tidak pernah menuliskan pusat gempa yang ada di Mentawai dengan menyebutkan daerah mentawai terdekat dr pusat gempa. mengapa justru menyebutkan Muko-muko dan Painan yang jaraknya radius ratusan kilometer dari episentrum gempa. kondisi ini mendapat kritikan tajam dari warga Sumbar.” SMS saya ini dijawab BMG dua hari berikutnya (11 Maret) via SMS juga dengan  bunyi, “Pusat gempa dihitung dari kota terdekat secara otomatis. Mentawai bukan kota tapi kepulauan. Tks“.

Smsmentawaigempa1

Itu artinya apa? BMG menganggap Mentawai tidak punya kota! Maka sekali lagi, saya mengirim SMS dengan bunyi, “bukankah di Mentawai ada Kota Tuapejat. kasihan masyarakat yg tak bisa membaca peta, bahwa sekian ratus kilo barat daya itu adalah kepulauan mentawai. shg masyarakat lgsg tahu dan bergerak cepat bila gempanya berpotensi tsunami di Mentawai.” Tak lama berselang muncullah balasan dari mereka. Katanya, “Kota tuapejat tidak terdapat di peta, tlng dimana koordinatnya, terletak di Pulau apa? Tks“. Waduh.., Tuapejat tak masuk peta? Kasihan banget warga di sana, yang ternyata tinggal di daerah antah berantah yang tak tertera di peta. 

Lantaran ada itikad baik dari BMG untuk mengetahui di mana gerangan Tuapejat berada, maka saya yang hanya punya pengetahuan plotting peta seadanya, lantas mengirim lagi SMS untuk kesekian kalinya. “Tuapejat adalah ibukota kab kepulauan mentawai yang terletak di pulau sipora. koordinatnya 1.90 LS-99.70 BT. koordinat persisnya, silahkan Admin BMG buka peta. tak mungkin BMG tak punya peta kan?” begitu saya tulis melalui pesan singkat tersebut. Yang langsung mendapat tanggapan cepat dari admin website BMG. Katanya, “Trimakasih atas datanya. Kami buka encartapun tak menemukannya. Semoga berguna.”

Artinya, mereka sungguh merespon informasi yang saya berikan. Sebagai penegasan, agar mereka tidak salah dengan plotting saya yang alakadarnya menyebutkan bahwa Tuapejat berada di koordinatnya 1.90 LS-99.70 BT, maka saya tulis lagi pesan, “untuk koordinat kota tuapejat, kami hanya berpatok pada peta geografi biasa terbitan PT Karya Pembina Swajaya Surabaya. Tapi dengan peta itu, setiap ada gempa di Pulau Sumatera, kami melakukan plotting berdasarkan episentrum yang dirilis BMG. Karena itu kami kira koordinat Tuapejat tadi tidak salah adanya.”

Dan ternyata saya emang salah, hehehe (atau memang petanya yang salah kali yeee)   . Karena dari plotting BMG, mereka menyebutkan, “1.90 LS 99.70 BT posisinya di Laut, 19 km utara Sigoisooinan.”

Terpaksa deh saya harus mengontak Kabag Humas Setdakab Mentawai Elisa Siriparang untuk menanyakan berapa jauh jarak Desa Sigoisooinan ini dari Tuapejat. Sebab dari peta yang saya miliki dan terpampang di dinding kantor saya, Desa itu berada di utara Tuapejat. Setelah mendapat informasi sahih dari Elisa, langsung saja saya SMS kembali ke BMG. “posisi Kota Tuapejat di peta geografi, sekitar 16 km arah selatan Sigoisooinan. berarti saya yg salah plotting, maafken. setelah kami crosscheck ke Kabag Humas Mentawai ke No Hp 081363160132, ybs membenarkan jarak Sigoisooinan-Tuapejat sekitar 16 km. Tp mohon dikroscek kembali di peta yang dimiliki BMG. tq

Smsmentawaigempa2

Begitulah… Semoga main SMS-SMS-an ini berguna, dan menjadi pijakan bagi BMG untuk memperbaharui sistem informasi pusat kegempaan mereka. Mohon maaf kepada BMG atas kenyinyiran saya ini, yang pastinya hanyalah dalam maksud untuk membantu meluruskan asumsi masyarakat agar tidak lagi terlena dengan data sekian kilometer barat daya Mukomuko atau kota lainnya yang dilansir BMG bila ada gempa di Mentawai. Karena bagaimanapun, bahaya (tepatnya bencana) terus mengancam kita semua.

Kita tunggu saja realisasi dari BMG. Selamat menunggu! (max)

15 Komentar

  1. Pri said,

    12 Maret 2008 pada 1:59 am

    Saya juga pernah tanyakan permasalahan yang sama ke BMG dan mereka mengatakan bahwa lokasi terdekat diambil bukan dari nama kota tetapi dari nama kabupaten terdekat. Mungkin maksudnya adalah jika nama kabupaten kemungkinan masyarakat masih memahami tetapi jika nama kota mungkin banyak masyarakat yang tidak tahu letak kota tersebut karena banyak peta yang tidak memiliki data sampai pelosok kota kecil atau bahkan ditakutkan karena banyak sekali nama kota yang sama. Hal ini yang agak menjadi kendala pada proses pemetaan. Pihak BMG juga menyadari bahwa hal ini akan berdampak pada kredibilitas informasi yang mereka sebarkan oleh sebab itulah mereka juga masih mengadakan pendekatan formal dan informal ke beberapa instansi lainnya dengan harapan pemerintah daerah dan instansi pemerintah dapat membantu BMG memberikan masukan yang sekiranya dapat menjadikan data BMG lebih akurtat. Pada dasarnya sistem BMG dapat dengan mudah mem-plot pendekatan ke kota terdekat (hal ini dapat dibuktikan dengan posisi lintang – bujur pusat gempa yang dirilis BMG) tetapi sekali lagi karena pemetaan butuh waktu dan biaya yang tidak sedikit membuat pihak BMG masih menunggu hingga keputusan dan dukungan dari instansi lainnya membuat BMG dapat merealisasikannya. Mudah mudahan pengembangan yang BMG lakukan mendapat dukungan dari instansi terkait lainnya…. Kita tunggu saja langkah BMG selanjutnya…

    max -> umumnya justru dituliskan nama kota kok Mas. Seperti Painan, Pariaman, Mukomuko, dst. Dan baru diikuti nama provinsi di belakangnya. :)

  2. slangun said,

    12 Maret 2008 pada 4:30 am

    Mungkin, BMG ke kedepan menulis seperti ini; Gempa berpusat di Kepulauan Mentawai, atau berjarak …km dari Muko-muko atau …km barat daya Kota Padang. Tapi ada baiknya juga mengacu saja ke USGS (www.earthquakes.usgs.gov). Pusat Survei Geologi Amerika ini, selalu menyebutkan lokasinya Mentawai, setiap BMG menyebutkan di Muko-muko atau Painan.

    Di web ini pun kita bisa cepat connect ke: http://www.prh.noaa.gov/ptwc untuk mengetahui apakah gempa berpotensi tsunami atau tidak. Web ini pernah menyampaikan pesan waktu tsunami aceh, tapi tidak ditanggapi. Seperti gempa Mentawai 25 Februar, pesannya seperti ini :

    TSUNAMI BULLETIN NUMBER 001
    PACIFIC TSUNAMI WARNING CENTER/NOAA/NWS
    ISSUED AT 2113Z 25 FEB 2008

    THIS BULLETIN IS FOR ALL AREAS OF THE INDIAN OCEAN.

    … TSUNAMI INFORMATION BULLETIN …

    THIS MESSAGE IS FOR INFORMATION ONLY.

    THIS BULLETIN IS ISSUED AS ADVICE TO GOVERNMENT AGENCIES. ONLY
    NATIONAL AND LOCAL GOVERNMENT AGENCIES HAVE THE AUTHORITY TO MAKE
    DECISIONS REGARDING THE OFFICIAL STATE OF ALERT IN THEIR AREA AND
    ANY ACTIONS TO BE TAKEN IN RESPONSE.

    AN EARTHQUAKE HAS OCCURRED WITH THESE PRELIMINARY PARAMETERS

    ORIGIN TIME – 2102Z 25 FEB 2008
    COORDINATES – 2.4 SOUTH 99.5 EAST
    LOCATION – SOUTHERN SUMATRA INDONESIA
    MAGNITUDE – 6.6

    EVALUATION

    A DESTRUCTIVE WIDESPREAD TSUNAMI THREAT DOES NOT EXIST BASED ON
    HISTORICAL EARTHQUAKE AND TSUNAMI DATA.

    HOWEVER – THERE IS A VERY SMALL POSSIBILITY OF A LOCAL TSUNAMI
    THAT COULD AFFECT COASTS LOCATED USUALLY NO MORE THAN A HUNDRED
    KILOMETERS FROM THE EARTHQUAKE EPICENTER. AUTHORITIES IN THE
    REGION NEAR THE EPICENTER SHOULD BE MADE AWARE OF THIS
    POSSIBILITY.

    THIS WILL BE THE ONLY BULLETIN ISSUED BY THE PACIFIC TSUNAMI
    WARNING CENTER FOR THIS EVENT UNLESS ADDITIONAL INFORMATION
    BECOMES AVAILABLE.

    THE JAPAN METEOROLOGICAL AGENCY MAY ISSUE ADDITIONAL INFORMATION
    FOR THIS EVENT. IN THE CASE OF CONFLICTING INFORMATION…THE
    MORE CONSERVATIVE INFORMATION SHOULD BE USED FOR SAFETY.

    max -> Iya, mestinya dituliskan .bla..bla…bla km barat Tuapejat, Mentawai. Kan jadi tahu tuh seluruh umat bahwa gempanya memang di Mentawai :)

  3. unai said,

    12 Maret 2008 pada 8:36 am

    wuahhh..hebat pak lah…memang ahli gempa bapak ini. sms saya kok ndak masuk yak? :P

    max -> SMS kemana? jangan lupa ketik IDOL MAX kirim ke 6288 :D

  4. avartara said,

    12 Maret 2008 pada 1:15 pm

    Wah mantaps da max,…keksalan yg sama juga disampaikan Bupati Mentawai terhadap kekliruan informasi BMG,…mudah2an BMG mau membuka mata atas kekurangannya,….

    max -> Kayaknya BMG sudah buka mata. kita tunggu saja Pak...

  5. Khodox said,

    12 Maret 2008 pada 3:22 pm

    Saya setuju banget sama mas atau mba Pri, Banyak kota-kota di Indonesia yang ganda, sehingga terkadang akan membingungkan. Walaupun dibelakang pesan yang dikirimkan oleh BMG akan diikuti dengan nama Provinsinya. Selain itu memang kota-kota yang ada rata-rata kota kabupaten, jadi mungkin kota-kota kecil lainnya tidak dikenal di peta semacam Encarta. Nah, mungkin kritikan dan saran yang membangun semacam ini bisa terus dilakukan, supaya BMG tidak kalah dengan USGS atau GFZ. Saya juga pernah membuktikan ternyata info dari BMG lebih cepat dari USGS dan GFZ, mereka mampu mengirimkan informasi kurang dari 4 menit apabila lokasi gempa terdapat di wilayah Indonesia. Kalau masalah beda besaran kekuatan gempa yah tergantung alat yang dipakai.. beda nol koma sekian tidaklah jadi masalah. (–Mungkin kalo tarif pulsa akan jadi ributan–) Tapi kalau soal koordinat gempa, BMG tidak jauh beda juga, karena gempa bukanlah titik koordinat, tapi patahan.. Makanya USGS selalu menyebutkan kepulauan bukan hanya pendekatan jarak kota terdekat.
    Oh ya saya juga pernah menanyakan kota Tuapejat ke BMG, dan bagusnya mereka juga langsung merespon. Katanya mereka berusaha mencari kota Tuapejat, tapi karena salah pengucapan saya apa mereka yang salah mendengar mereka malah mencari Tuabejat. Hahahaha..
    Terimakasih deh buat Om Max yang menindaklanjuti hal ini sampai-sampai rela mencari informasi koordinat segala.

    max -> Tuabejat? Hehehehehe… Memang sering orang memplesetin itu, Om. Semoga segera direspon BMG ya, Om. :D

  6. unai said,

    13 Maret 2008 pada 7:50 am

    ralat..karena tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar, maka …hhehe mau bilang hebat lah pak ;)

    max -> he3x, pake ralat segala. Ada2 saja

  7. slangun said,

    14 Maret 2008 pada 4:55 am

    Tsunami Intai Mentawai, Padang dan Bengkulu. Bahasan Danny Hilman di: http://sarolangunjambi.wordpress.com/2008/03/13/tsunami-dari-longsoran-mengintai/

    max -> terima kasih infonya Ri. Sudah dibaca ;)

  8. Khodok said,

    14 Maret 2008 pada 2:11 pm

    Buat Mba Unai, Kalo om Max saya kira sepantasnya dibilang pemerhati gempa, kalau ahli gempa belum tentu dia bisa menganalisa sinyal gempa yang gambarnya aja kayak cacing kepanasan.. :D

    max -> Yak, Om Khodok betul sekali. Saya bukan ahli gempa, pakar gempa dan bukan pula pemerhati gempa, tapi justru korban gempa. Terkadang juga menjadi pemicu “gempa” :D

  9. morishige said,

    15 Maret 2008 pada 12:47 am

    setahu saya, da. dibutuhkan minimal 3 stasiun seismograf untuk dapat menentukan lokasi gempabumi. episentrum dan hiposentrumnya. dan FYI seismograf yang dipunya BMG sebagian besar masih berupa analog dengan display berupa seismogram.
    seismometernya pun masih berupa per yang diberi massa dan diberi kumparan..
    masi tradisional lah.
    dan dengan instrumen yang alakadar itu, bias dari data yang dihasilkan kemungkinannya gede. distrosinya gede..
    dan saya juga ragu setiap stasiun BMG punya GPS..
    jadi ya,, harap maklum.
    :-)

    max -> Wah Pak Morishige ternyata tahu banyak juga tentang dapur BMG. Semoga BMG semakin mantaps aja ya Pak. :)

  10. hanif said,

    27 Maret 2008 pada 11:31 am

    numpang heran bang….masak ga bisa lihat tuapejat – mentawai?..cari di goggle earth … pasti ketemu…

    max -> hehehehe… meneketehe Nif

  11. Khodox said,

    2 April 2008 pada 6:56 am

    Untuk mas Morishige, setahu saya pas saya lihat di web BMG, stasiun seismograph BMG sudah banyak yang digital. Lihat aja di http://www.bmg.go.id link Stasiun Gempa Bumi. Dan stasiun BMG punya GPS, liat aja disitu juga ada koordinatnya.
    Kalo mas Morishige punya waktu, silahkan deh main ke BMG Pusat atau BMG Balai Besar. Biar tau dan tidak asal nulis, krn instrumen gempabumi milik BMG sudah ada yang automatic location dan manual. Indonesia ga mau koq ketinggalan zaman terus. Sudah saatnya Indonesia bangkit, arus harus balik dari timur ke barat!!!

    max -> hehehe. Khodox “orang dalam” BMG ya? kok tahu banyak ya? :D

    • morishige said,

      25 Januari 2010 pada 11:41 pm

      syukurlah pak. mudah-mudahan semakin banyak lah yang digital… gak cuma stasiun2 gede aja. dan, mudah-mudahan juga stasiun-stasiun lain seperti vulkanologi yang berada di bawah badan geologi juga menyusul. :D

  12. sontol said,

    3 April 2008 pada 1:55 pm

    buat mas morishige kayaknya sampean memang kurang waras, coba dicek dulu mungkin obatnya udah abis. stelah baca komentar ini jangan bunuh diri lho…sebelum bunuh diri maen dulu ke ancol biar cari cewek dulu.

  13. cimahi said,

    20 Agustus 2012 pada 7:52 am

    BMG harus di Reformasi.. masa nanti ada gempa di jakarta jarak 180 KM ke arah Barat (Bandung) … jadi gempa nya di bandung.. disebutkan di jakarta.
    Salut kepada pahlawan informasi kegempaan dan bencana, karna tanpa kalian banyak sekali mis informasi.
    haturnunuh


Tinggalkan Balasan ke morishige Batalkan balasan